Kamis, 26 Maret 2020


MEDIA BERBASIS IT DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0


A. Tantangan Guru Era Industri 4.0
Perubahan peran guru yaitu:
ü  Perlu keterampilan baru dalam memfasilitasi siswa
1.      Berubah dari arus informasi  satu arah ke kolaborasi antara siswa dan guru.
Artinya memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah. Ketika guru membangun lingkungan belajar secara kooperatif, siswa dan guru saling berkolaborasi.
2.      Memanfaatkan chat dan video conference untuk berinteraksi.
Artinya dengan menggunakan layanan ini, guru dan siswa tidak hanya dapat berbicara satu sama lain tetapi bahkan dapat melihat video dari orang yang berinteraksi dengannya. Ini adalah komunikasi dua arah yang efektif dari transmisi audio dan video. Layanan ini memanfaatkan media internet untuk transmisi data.
ü  Perlu keterampilan baru mengembangkan dan mengantarkan bahan pembelajaran
1.      Perlu kemampuan mengembangkan atau merancang bahan ajar multimedia.
Artinya guru perlu mengembangkan bahan ajar atau bahan pembelajaran sebagai pedoman belajar bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran.
2.      Perlu keterampilan mengelola pembelajaran online.
Artinya guru perlu memanfaatkan teknologi di Era Industri 4.0. Banyak aplikasi pembelajaran online yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa dimanapun dan kapan saja mereka akan belajar secara online
3.      Budaya mengajar-belajar berubah.
Tugas seorang guru ialah sebagai pengajar. Ketika siswa belajar secara terus-menerus, akan terjadi perubahan kemampuan pada dirinya. Namun, guru juga wajib terus belajar, tidak hanya mengajar dengan memberikan ilmu kepada murid-muridnya. Guru yang berkualitas ialah guru yang mau mengembangkan kemampuannya dengan cara belajar.

B. Tantangan Siswa Era Industri 4.0
ü  Sistem pengantaran bahan ajar baru memerlukan penyesuaian cara belajar dan menjaga motivasi belajar
Artinya sistem bahan ajar yang diperlukan oleh siswa disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa dan menyesuaikan cara belajar siswa.
ü  Kemudahan melakukan plagiasi menjadi tantangan bagi siswa dan guru (penambahan waktu pemeriksaan pekerjaan siswa)
Artinya siswa dapat dengan mudah mendapatkan informasi dan pengetahuan dari berbagai kalangan, mungkin itu bisa melalui web internet, maupun dari buku. Hal ini kadang disebut plagiasi.
ü  Keterampilan yang diperlukan untuk belajar berubah
Cara mencari informasi, cara membedakan informasi yang baik dan buruk, serta keterampilan menulis yang baru.

C. Kondisi Pembelajaran Saat Ini
Di era industri 4.0 kondisi pembelajaran saat ini masih banyak guru yang belum menguasai IT atau teknologi informasi yang sudah berkembang seperti sekarang ini. Untuk menghadapi era revolusi industri 4.0, diperlukan pendidikan yang dapat membentuk generasi kreatif, inovatif, serta kompetitif. Hal tersebut salah satunya dapat dicapai dengan cara mengoptimalisasi penggunaan teknologi sebagai alat bantu pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan output yang dapat mengikuti atau mengubah zaman menjadi lebih baik. Indonesia pun perlu meningkatkan kualitas lulusan sesuai dunia kerja dan tuntutan teknologi digital.

D. Potensi Pemanfaatan E-learning
1. Konektivitas, yaitu akses terhadap beraneka ragam informasi “tersedia” dalam skala global.
2. Fleksibilitas, yaitu belajar dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan saja.
3. Interaksi, yaitu evaluasi belajar dapat dilaksanakan seketika dan mandiri.
4. Kolaborasi, yaitu kerjasama, penggunaan perangkat diskusi dapat mendukung pembelajaran kolaborasi di luar ruang kelas.
5. Peluang Pengembangan, yaitu konten digital dapat terus menerus dikembangkan sehingga dapat memperkaya pembelajaran dalam kelas konvensional.
6. Motivasi, yaitu multimedia dapat membuat pembelajaran lebih menarik.

E. Software Pendukung E-learning
ü  Learning Management System (LMS)
LMS merupakan sistem untuk mengelola catatan pelatihan dan pendidikan, perangkat lunaknya untuk mendistribusikan program melalui internet dengan fitur untuk kolaborasi secara ‘’online’’. Contoh: Moodle, aTutor, dll.
ü  Social Learning Network (SLN)
SLN merupakan jenis jaringan sosial yang dihasilkan dari interaksi antara peserta didik, guru, dan modul pembelajaran. Modul dan aktor yang membentuk SLN ditentukan oleh proses pembelajaran sosial tertentu yang terjadi. Contoh: Edmodo, Schoology, Google Classroom.

F. Komponen Pendukung E-learning
1. Software : LMS, LCMS, SLN
2. Konten
3. Hardware : Komputer, laptop, netbook, tablet
4. Strategi interaksi komunikasi atau komunikasi
5. Infrastruktur atau Jaringan pemanfaat e-learning dalam pembelajaran

Kamis, 19 Maret 2020

Sejarah dan Kebutuhan akan E-learning

SEJARAH DAN KEBUTUHAN AKAN E-LEARNING


A. SEJARAH E-LEARNING
E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Ilionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem intruksi berbasis komputer (computer assisted intruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, perkembangan e-learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
Berikut perkembangan e-learning dari masa ke masa:
  1. Tahun 1990, pada masa CBT (Computer Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
  2. Tahun 1994, seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.
  3. Tahun 1997, LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan infromasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang maki pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee),IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dan sebagainya.
  4. Tahun 1999, sebagai tahap aplikasi e-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil.
B. KEBUTUHAN AKAN E-LEARNING
  1. Keterbatasan kemampuan finansial (financial affordance).
  2. Kekurangan secara fisik (physically disadvantaged).
  3. Keterbatasan waktu untuk mengikuti pendidikan pada pendidikan formal atau konvensional.
  4. Kendala dalam pencapaian pangkat puncak bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) (constraint in achieving the highest rank).
  5. Kondisi atau keadaan geografis yang sulit untuk dicapai dan jarak yang jauh.
  6. Keterbatasan sarana transportasi untuk menjangkau lembaga pendidikan regular atau konvensional.
  7. Keterbatasan keuangan negara untuk menyediakan lembaga pendidikan regular atau konvensional untuk melayani sejumlah besar penduduk yang terpencar-pencar dalam jumlah yang relatif kecil (rarely dispersed population).
  8. Keterbatasan lembaga pendidikan regular atau konvensional dalam memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Bahan Ajar E-learning. Universitas Negeri Semarang: Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
https://izzahamdani.wordpress.com/tag/sejarah-e-learning/

Manfaat E-learning

MANFAAT E-LEARNING

Perkembangan dunia teknologi digital berdampak pada dunia pendidikan di dunia. Termasuk pula di Indonesia. Salah satunya adalah munculnya metode pembelajaran e-learning atau pembelajaran elektronik yang berbasis daring. Di bawah ini merupakan manfaat e-learning.
Manfaat e-learning menurut Pranoto, dkk (2009:309) adalah:
  1. Penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar dapat meningkatkan daya serap mahasiswa atas materi yang diajarkan.
  2. Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
  3. Meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
  4. Meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan.
  5. Meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, dimana dengan perangkat biasa sulit digunakan.
Ada beberapa manfaat yang akan didapat dari penggunaan e-learning, yaitu sebagai berikut:
  1. Meningkatkan daya serap peserta didik atas materi yang diajarkan.
  2. Meningkatkan partisipasi aktif dari peserta didik.
  3. Meningkatkan kemampuan belajar mandiri peserta didik.
  4. Meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan.
Manfaat e-learning dengan penggunaan internet, khususnya dalam pembelajaran jarak jauh, antara lain:

  1. Pengajar dan pembelajaran dapat berkomunikasi secara cepat dan mudah melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
  2. Pengajar dan pembelajar dapat menggunakan materi pembelajaran yang ruang lingkup (scape) dan urutan (sekuensinya) sudah sistematis terjadwal melalui internet, sehingga bagi pengajar bisa menilai seberapa jauh materi pembelajaran tersebut disajikan, dan bagi pembelajar dapat menilai seberapa jauh materi pemeblajar dapat dipelajari dan dikuasainya.
  3. Dengan e-learning dapat menjelaskan materi pembelajaran yang sulit dan rumit menjadi mudah dan sederhana.
  4. Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dipelajarinya dan berbagai sumber informasi dengan melakukan akses di internet.
  5. Internet dapat dijadikan sebagai media untuk melakukan diskusi antara pengajar dengan pembelajar, baik untuk seorang pembelajar, atau dalam jumlah pembelajar terbatas, bahkan massal.
  6. Peran pembelajar menjadi lebih aktif mempelajari materi pembelajaran, memperoleh ilmu pengetahuan atau informasi secara mandiri tidak mengandalkan pemberian dari pengajar, disesuaikan pula dengan keinginan dan minatnya terhadap materi pembelajaran.
  7. Relatif lebih efisien dari segi tempat, waktu, dan biaya.
  8. Bagi pembelajar yang sudah bekerja dan sibuk dengan kegiatannya, sehingga tidak memiliki waktu untuk datang ke suatu lembaga pendidikan, maka dapat mengakses internet kapanpun sesuai dengan waktu luangnya.
  9. Dari segi biaya, penyediaan layanan internet lebih kecil biayanya dibanding harus membangun ruangan atau kelas pada lembaga pendidikan.
  10. Memberikan pengalaman bermakna bagi pembelajar karena dapat berinteraksi langsung, sehingga pemahaman terhadap materi pembelajaran akan lebih bermakna pula, mudah dipahami, diingat, dan mudah pula untuk diungkapkan kembali.
  11. Kerjasama dalam komunitas online yang memudahkan dalam transfer informasi dan melakukan komunikasi, sehingga tidak akan kekurangan sumber atau materi pemeblajaran.
  12. Administrasi dan pengurusan yang terpusat sehingga memudahkan dalam melakukan akses atau dalam operasionalnya.
  13. Membuat pusat perhatian dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Bahan Ajar E-learning. Universitas Negeri Semarang: Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Pranoto, Alvini, dkk. 2009. Sains dan Teknologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
https://codemi.co.id/elearning-pengertian-karakteristik-manfaat/

Konsep E-learning


KONSEP E-LEARNING

A. PENGERTIAN E-LEARNING
Koran dalam Rusman (2013:316) menyatakan bahwa E-learning adalah pembelajaran yang menggunakan peratalatan elektronik jaringan (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan materi pembelajaran, interaksi, maupun bimbingan.
Ardiansyah (2013) juga mengatakan bahwa sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa E-learning merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang memanfaatkan perangkat elektronik sebagai media pendukung prosesnya.
Penggunaan internet untuk proses pembelajaran sudah diimplementasikan dengan penerapan E-learning untuk penyebaran informasi dan berkomunikasi. Istilah E-learning dapat pula didefinisikan sebagai sebuah teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia maya. Dalam teknologi E-learning, proses pembelajaran yang biasa didapatkan di dalam sebuah kelas di lakukan secara live namun virtual.
E-learning sangat berkembang karena relatif tidak memerlukan biaya tinggi namun memiliki jangkauan yang luas, sebab E-learning dapat menjangkau hingga keseluruh dunia tanpa dibatasi oleh kondisi geografis, sehingga lebih mudah untuk menyampaikan informasi pembelajaran.
Menurut Widhiarta (2008), TIK memunculkan model pembelajaran baru antara lain:
a. Computer Based Learning/Training (CBL/CBT)
Dalam CBL/CBT pembelajaran berlangsung dengan cara penyediaan bahan belajar berupa model elektronik, software edukasi, maupun bentuk softcopy dari makalah yang sudah ada.
b. Web Based Learning/Web Based Training
Aktivitas kelas terjadi dengan cara peserta mengunduh dan mempelajari bahan belajar, mengikuti diskusi dengan pengajar menggunakan teknologi komunikasi yang tersedia (chat, email, video converence)
c. Mobile Learning
Model pembelajaran yang memanfaatkan keberadaan ponsel cerdas yang pervasive dan merupakan bagian dari kultur populer masyarakat sebagai sarana pembelajaran. Fitur dan kelengkapan teknologi telepon genggam saat ini sangat mendukung keberhasilan konsep mobile learning.

B. KARAKTERISTIK E-LEARNING
a. Interactivity, yaitu E-learning harus memfasilitasi jalur komunikasi baik secara real time (synchronus) seperti chatting dan messenger, maupun tidak real time (asynchronous) seperti forum dan mailing list.
b. Independency/kemandirian, yaitu kemandirian disini berarti peserta didik belajar tanpa ada yang menyuruh atau mengingatkan, mengerjakan tugas tanpa ada yang mengejar-ngejar dan lain-lain. Semua berdasarkan kesadaran sendiri.
c. Accessibillity/aksesabilitas, yaitu sumber-sumber belajar dan informasi akademik harus lebih mudah diakses dan terdistribusi lebih luas dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
d. Enrichment/pengayaan, yaitu kegiatan pembelajaran serta presentasi bahan pembelajaran disajikan dengan cara yang lebih variatif dan interaktif seperti penggunaan video striming, aplikasi simulasi, dan animasi.

Menurut Clark dan Mayer (2008) E-Learning adalah intruksi yang diantarkan melalui sistem komputer dengan tujuan membangun keterampilan dan kemampuan yang dapat ditransfer (transferable).
Menurut Munir (2008) karakteristik E-Learning antara lain:
a.   Memanfaatkan jasa teknologi elektronik sehingga dapat memperoleh informasi dan melakukan komunikasi dengan mudah dan cepat, baik antara pengajar dengan pembelajar, atau pembelajar dengan pembelajar.
b.    Memanfaatkan media komputer, seperti jaringan komputer (computer network atau digital media).
c.       Menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri (self learning material).
d.      Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer sehingga diakses oleh pengajar dan pembelajar, atau siapapun tidak terbatas waktu dan tempat kapan saja dan dimana saja sesuai dengan keperluannya.
e.   Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga untuk mengetahui hasil kemajuan belajar, atau administrasi pendidikan, serta untuk memperoleh informasi yang banyak dari berbagai sumber informasi.
Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah:
1.      Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
2.      Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks).
3.   Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja.
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Ivan. 2013. Eksplorasi Pola Komunikasi dalam Diskusi Menggunakan Moddle pada Perkuliahan Simulasi Pembelajaran Kimia. Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung-Indonesia.
Nursalam dan Ferry Efendi. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Bahan Ajar E-learning. Universitas Negeri Semarang: Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

GAYA DAN GERAK MATERI KELAS IV SD/MI

  GAYA DAN GERAK PENGERTIAN GAYA Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak sadar melakukan kegiatan yang berhubungan dengan gaya. Pada saat k...